TENTANG THE GREEN COCO ISLAND (TGCI)

THE GREEN COCO ISLAND (TGCI)

THE GREEN COCOISLAND (TGCI)

The Green Coco Island adalah brand dari produk herbal berbahan kelapa hasil penemuan Prof. Dr. Wisnu Gardjito.  Penemuan-penemuannya dalam bidang herbal yang berbahan dasar kelapa adalah hasil penelitiannya selama bertahun-tahun. Dan ternyata produk-produk herbal berbahan dasar kelapa ini luar biasa dari kualitas produknya untuk kesehatan (penyembuhan dan pencegahan) serta untuk kecantikan kulit.


THE GREEN COCO ISLAND (TGCI)
Prof. Dr. Wisnu Garjito - Di tangan pria ini, kelapa yang biasanya digunakan untuk pangan kini menjadi jauh lebih bermanfaat. Dengan kreativitasnya, ia bisa mengolah kelapa menjadi 1.600 produk.
Sudah berbagai aneka macam produk dari bahan kelapa ia hasilkan menjadi obat-obatan, minuman, kosmetik, dan lainnya.

"Produk kelapa yang saya hasilkan yaitu 1.600 lebih. Ada yang diolah menjadi minuman isotonik drink, kecap, sabun, sirup, air kelapa untuk bahan bakar, ada berbagai jenis obat, diantaranya obat untuk diabetes, kosmetik untuk lulur, minuman sirup, minyak goreng putih, obat flu burung, dan masih banyak lagi yang belum saya pasarkan," terang Wisnu, saat ditemui di pameran AITIS 2014, Internasional Trade and Investment Summit, Jakarta, Kamis (17/4).

Menurut Wisnu, produk kelapa jika diolah secara kreatif bisa menghasilkan omzet yang menguntungkan dan menjadi usaha yang bisa mensejahterakan para petani. Indonesia memiliki 3,8 juta tanaman kelapa yang menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Hampir seluruh perkebunan kelapa di Indonesia adalah kebun organik.

THE GREEN COCO ISLAND (TGCI)


Pemilik The Green Coco Island ini yang berhasil membuat olahan kelapa menjadi berbagai produk dan berhasil menembus pasar ekspor ke eropa dan negara lainnya.
"Pemasaran produk kelapa sudah sampai ke Eropa, Kanada, Amerika dan Jepang," ungkapnya.
"Ada banyak produk kami yang belum kami pasarkan, karena belum di patenkan. Nanti diambil orang luar. Jadi belum bisa kita kasih tahu. Ini menyangkut hak cipta," tambahnya.

Sementara itu, produk yang sudah dipasarkan sekitar 250 item. Yang lainnya masih menunggu proses pematenan hak cipta. Indonesia sebagai peringkat pertama penghasil kelapa, semestinya bisa meraup keuntungan lebih besar.
"kalau dikerjakan seluruh Indonesia, bisa meraup keuntungan Rp 4 triliun dalam setahun," ungkapnya.

Mengenai kendala dalam produksi dan pemasaran, dirinya berharap pemerintah lebih optimal lagi dalam mendukung dan kerjasama dalam program pengolahan kelapa ini.
"Sekarang dari Kementerian Pertanian sudah ada kerjasama dari petani kelapa, sudah dibuat komunitas unggulan nasional. Serta mendapatkan perlindungan dari pemerintah, yakni berupa perlindungan dari mafia perdagangan" ujar alumni IPB ini. (Merdeka.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar